Jumat, 21 Januari 2011

Tenerife Airport Disaster

Saat itu Tenerife tertutup oleh kabut. Bandar Udara Internasional Los Rodeos, Kepulauan Canary, Spanyol, sibuk oleh pengalihan beberapa pesawat terbang menyusul ancaman bom terhadap bandara Las Palmas. Di antara pesawat-pesawat yang dialihkan jalurnya tersebut terdapat dua pesawat Boeing 747 Jumbo Jet, masing-masing Pan Am Penerbangan 1736 (Amerika), dengan nama Clipper Victor, di bawah kendali Kapten Victor Grubbs, dan KLM Penerbangan 4805 (Belanda), bernama Rijn (Sungai Rhine), di bawah kendali Kapten Jacob Veldhuyzen van Zanten.

Musibah Tenerife terjadi pada tanggal 27 Maret 1977 pukul 17.06 waktu setempat, ketika dua Boeing 747 itu bertabrakan dan menewaskan 583 orang. Kecelekaan ini masih merupakan peringkat tertinggi kehilangan nywa manusia dalam sejarah penerbangan.

Ke dua pesawat bertabrakan ketika akan meninggalkan Tenerife kembali ke Las Palmas. KLM 4805 melakukan take off tanpa izin dari  Air Traffic Controller (ATC) di saat Pan Am 1736 sedang menyebrangi landasan yang sama untuk bersiap berangkat. Pilot KLM, Kapten Jacob Veldhuyzen van Zanten, mencoba take off saat menara kontrol sedang mengkonfirmasi keberadaan Pan Am 1736. Namun baru mencapai 100 kaki, hidung pesawat KLM 4805 menabrak bagian atas dari Pan Am dengan kecepatan 160 mil/jam. Tabrakan dahsyat itu menimbulkan ledakan hebat. Jumlah korban tewas dari Boeing 747 KLM adalah semua 234 penumpang tewas dan 14 awaknya, sedangkan dari Boeing 747 Pan Am 9 dari 16 awak tewas dan hanya 61 penumpang selamat.

Penyebab tabrakan maut ini adalah kabut tebal yang membatasi pandangan mata serta kesalahan komunikasi antara Pilot KLM 4805 dengan menara kontrol. Karena buruknya cuaca, dari tiga frekuensi radio kontrol yang ada, hanya satu saja yang berfungsi.





http://www.youtube.com/watch?v=oUYWFhnz3QY



http://www.youtube.com/watch?v=miTw2JqXpTs&feature=related



http://www.youtube.com/watch?v=R7bjn1JUp0E&feature=related


 Sumber : Wibisana, Satria (2007). Plane Crash. Yogyakarta: Media Pressindo

Kamis, 20 Januari 2011

Fakta - Fakta Tentang Jumbo Jet (Boeing 747)

  1. Setiap Boeing 747-400 memiliki 6.000.000 (enam juta) suku cadang, instalasi pipa sepanjang 8 kilometer dan kabel sepanjang 274 kilometer.
  2. Di antara semua penerbangan, Boeing 747 yang beroperasi telah menempuh jarak 35 trilyun mil. Itu cukup untuk melakukan 74.000 perjalanan pulang-pergi ke Bulan.
  3. Sebuah Boeing 747-400 dapat membawa 216.000 liter bahan bakar, itu cukup untuk mengisi penuh lebih dari 4.000 mobil keluarga.
  4. Ada 365 lampu, alat pengukur, dan tombol di kabin penerbangan 747-400 terbaru.
  5. Sebuah Boeing 747 yang dimodifikasi secara khusus untuk membawa pesawat ulang alik antara California dan Florida.
  6. Dua Boeing 747-200 digunakan sebagai pesawat Air Force One (Pesawat Kepresidenan Amerika Serikat).
  7. Pernah di pertontonkan beberapa Boeing 747 yang dipakai sebagai tanker bahan bakar terbang dan bisa mengisi bahan bakar pesawat lain di udara.














 
 


 

Sumber : Fauzi A, Rianov (2005). Menerbangkan Jumbo Jet. Jakarta: Elex Media Komputindo

Capung, Sumber Inspirasi Insinyur Pesawat

Mungkin kalian tahu bahwa dari 6 jenis capung yang ada, semua dapat dijumpai di Indonesia. Tapi tahukah kalau para ahli pesawat sempat berguru pada dragonfly ini?

Membedah Puluhan Capung
Siapa yang tak tertarik dengan makhluk Allah yang satu ini? Mata, sayap, dan tubuh, semua menakjubkan. Bukan hanya ahli serangga yang terpukau. Tapi, para ahli pesawat pun ikut melirik. Mereka terinspirasi untuk membuat pesawat yang bentuknya mirip capung. Hal itu dilakukan oleh para insinyur dari pabrik pembuat pesawat Giroskop. Selama bertahun-tahun mereka membedah dan menganalisa puluhan jenis capung. Meski kini helikopter telah berhasil dibuat dengan teknologi yang kian canggih, namun para ahli tetap angkat tangan. Ya, ciptaan mereka masih jauh dibandingkan Capung ciptaan Allah.

Capung vs Helikopter
Berikut ini adalah lima dari sekian banyak kelebihan capung dibanding helikopter.

Capung
  1. Bisa terbang tanpa pilot.
  2. Memiliki 30.000 mata mikro yang bisa melihat ke segala arah.
  3. Teknologi capung sejak 320 juta tahun yang lalu sama persis dengan yang sekarang.
  4. Di depan mata capung terdapat garis horizontal maya pada posisi tetap. Sehingga pada posisi apapun capung terbang, ia selalu berada pada posisi kepala sejajar dengan garis horizontal.
  5. Selama dalam penerbangan, rambut-rambut di antara badan dan kepala menggerakkan sel-sel saraf. Kemudian mengirimkan informasi ke otot-otot untuk mengatur kecepatan terbang. Apakah terbang lambat, cepat, menukik, berbalik arah, atau berhenti.
Helikopter
  1. Tidak bisa tanpa pilot.
  2. Kaca spion helikopter hanya bisa melihat ke 4 arah.
  3. Sedang teknologi helikopter berkembang secara bertahap sesuai dengan kemajuan teknologi manusia.
  4. Tidak bisa.
  5. Hanya terbang sesuai perintah pilot.
Bagaimana dengan Kecepatannya?
Serangga kecil dengan panjang sekitar 5 cm itu tidak secepat helikopter yang panjangnya sekitar 12 meter. Capung bisa terbang dengan max speed 50 km/jam. Ya, inilah ciptaan Allah, tak ada yang mampu menandinginya.











Sabaruddin (2005). Takjub Bukti kebesaran Allah. Jakarta: Penerbit Aku Anak Saleh